Home / Berita / Nasional

MENGENAL LEBIH DEKAT GEMPA BUMI SWARM

Dimas Bambang Sukmana Staff BMKG Ternate
08 Oktober 2017

Wilayah Maluku Utara adalah salah satu wilayah teraktif dalam hal kegempaan di Indonesia, terutama di wilayah Laut Maluku, dengan seismisitas cukup tinggi di Maluku Utara ada suatu keistimewaan tersendiri dengan struktur  geologi sangat kompleks. Struktur tektonik di wilayah ini sangat kompleks dan tiada duanya di dunia ini bahkan, dengan ke lengkapan strukturnya.. jika gempa di pulau jawa sudah pasti ada di selatan jawa. Semakin ke utara semakin dalam, karena ada interaksi dua lempeng tektonik dunia, lempeng eurasia dan indoaustralia, namun di maluku utara ada beberapa lempeng yang mempengaruhi kondisi maluku utara sendiri, lempeng mikro halmahera, lempeng dunia eurasia, lempeng oceanic laut maluku, lempeng pasifik, dan yang di dekat Maluku Utara ada lempeng mikro Sangihe, dan Lempeng Filipina, cukup kompleks, dan di maluku inilah pertemuan sirkum pasifik ( ring of fire) dan sirkum mediterania, dan 3 lempeng yang berinteraksi sekaligus atau biasa disebut triple junction, 


Kompleknya struktur vulkanik diwilayah Maluku Utara maka akan berdampak pada tingginya aktivitas Tektonik maupun vulkanik diwilayah ini. Di Maluku Utara tercatat terdapat beberapa Gunung berapi aktif sebagai implikasi aktivitas Vulkanik akibat melelehnya lempeng tektonik yang masuk kemantel bagian atas. Dan terdapat banyaknya sumber gempa bumi diwilayah ini, antara lain busur kepulauan Halmahera dimana lempeng Lempeng Laut Maluku Masuk kebawah Pulau Halmahera yang memanjang dari sebelah utara Pulau Morotai hingga ke sebelah barat Pulau Bacan, kemudian ada dibagian tengah Laut Maluku, Para Geologist biasa menyebutnya sebagai Punggungan Mayu/Mayau. Yang sebagian besar berjenis Trust Fault (Sesar Naik) yang menurul (Hall 2000) diakibatkan adanya desakan dari Makro Pasific yang bergerak ke arah barat dan dan Lempeng makro Eurasia yang menahan dibagian sebelah barat lempeng Laut Maluku. Sehingga Sea Floor Spreading (Pemekaran dasar samudra) berubah dari semula saling menjauh menjadi saling menekan. Kemudian dibagian selatan terdapat adanya sesar/patahan Sula – Sorong dimana sesar ini memanjang dari Kepulauan Sula Hingga ke Papua Barat.

Akhir akhir ini kita sering dikejutkan dengan adanya gempa dengan frekwensi yang tinggi, terutama diwilayah Halmahera barat, hingga tulisan ini dibuat, tercatat 70 kali gempa dirasakan disekitaran Ternate, Tidore dan Halmahera Barat yang dilaporkan ke Observer Stasiun Geofisika Ternate, walaupun patut kita duga bahwa sebenarnya lebih banyak yang dirasakan oleh masyarakat daripada laporan BMKG hanya saja tidak dilaporkan oleh masyarakat. Dari tanggal 27 hingga 29 September setidaknya ada 1472 kali gempa Swarm dengan kekuatan 1.8 hingga 4.9 SR.

Banyak sekali pertanyaan masyarakat mengenai fenomena yang tidak lazim ini. Missal apa gempa ini masih ada susulannya?? Kapan berhentinya?? Kok gempa trus ya??. Banyak dari Masyarakat yang sangat awam dengan Istilah Gempa Swarm. Bagi para Seismologist Swarm EarthQuake, Slow EarthQuake, Gempa Tremor bukanlah istilah yang asing didengar. Namun pada kali ini penulis akan membahas masalah Gempa Swarm.

Menurut .(Rovicky 2011) Biasanya kita mengenal gempa diawali dengan gempa utama (main shock) yang diikuti oleh gempa susulan (after shock). Gempa utama memiliki kekuatan 2-3 kali skala Richter dari gempa susulannya. Jumlah gempa utama ya satu saja, sedangkan jumlah gempa susulan akan jauh lebih banyak dan tentusaja, sangat tergantung besarnya gempa utama Namun ada kalanya gempa terjadi secara beruntun tanpa diawali gempa utama. Gempa  adalah episode dengan banyak gempa bumi di mana gempa terbesar tidak terjadi pada awal episode dan di mana gempa bumi terbesar adalah tidak substansial lebih besar dari gempa bumi lain yang terjadi setelahnya. Gerumbulan gempa umumnya berlanjut selama beberapa minggu, bulan, atau bahkan lebih lama, tanpa terjadinya suatu peristiwa secara substansial lebih besar.


Gempa kawanan kadang-kadang (tetapi tidak selalu) menunjukkan aktivitas gunung berapi. Kawanan Gempa juga dapat terjadi di darat, dalam berbagai konfigurasi geologi dan tektonik
Jika kita mengamati perkembangan aktivitas seismik yang sedang berlangsung di Halmahera Barat, maka kita dapat memahami bahwa fenomena yang sedang terjadi merupakan aktivitas swarm. Menurut (Daryono 2015) Aktivitas gempabumi yang berlangsung menarik untuk dicermati. Rentetan gempabumi seolah tiada henti ini tidak ada satupun gempabumi kuat yang menonjol sebagai gempabumi utama.


Sulit untuk mengenali mana gempabumi pendahuluan, gempabumi utama, dan susulannya, karena magnitudonya memang hampir seragam, kurang dari M=5,0 Skala Richter. Pada beberapa kasus swarm terjadi di zona gunungapi. Swarm dapat terjadi di kawasan yang mengalami medan tegangan berkaitan dengan desakan aktivitas magmatik. Gunung Jailolo stratovolcano yang lokasinya di kompleks gunungapi Halmahera, membentuk semenanjung di sebelah barat Teluk Jailolo. Jailolo stratovolcano memang sudah lama tidak mengalami erupsi, tetapi ada bekas aliran lava muda di sisi timurnya. Selain berkaitan dengan kawasan gunungapi, beberapa laporan menunjukkan bahwa aktivitas swarm juga dapat terjadi di kawasan non volkanik. Swarm memang dapat terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh sehingga mudah terjadi retakan (fractures). Swarm juga dilaporkan banyak terjadi di daerah dengan batuan penyusunnya heterogen. Kondisi batuan semacam ini memang banyak terdapat di Jailolo. Berdasarkan data geologi, daerah ini memang tersusun oleh material batuan yang bervariasi, seperti batupasir, napal, tufa, konglomerat, dan batugamping.

Fenomena Gempa Swarm ini setidaknya menjadikan pembelajaran tersendiri untuk masyarakat untuk memahami Gempa Swarm ini, dampak dari Gempa Swarm, diakui ataupun tidak memang meresahkan masyarakat, jika kita belajar dari berbagai khasus gempa swarm diwilayah sebenarnya tidak membahayakan jika bangunan memiliki struktus yang kuat. Sangat diharapkan masyarakat tetap tenang, waspada dan tidak terprovokasi oleh sumber atau berita hoax yang rawan beredar ditengah masyarakat. (***)
(thy)


Reporter: Fadli

BERITA TERKAIT