Home / Berita / Nasional

Komnas Perlindungan Anak Beri Penghargaan Kepada 10 Pegiat Perlindungan Anak Di Indonesia

21 November 2018

JAKARTA, OT - Memperingati 20 Tahun Komnas Perlindungan Anak bersama ANAK Indonesia, Komisi Nasional Perlindungan Anak yang didirikan sejak tahun 1998 sebagai lembaga perlindungan anak independen di Indonesia, melalui seleksi yang ketat memilih dan menetapkan 10 orang pegiat perlindungan anak dari berbagai latar belakang profesi di Indonesia untuk mendapatkan KOMNAS ANAK AWARDS 2018.

Penyerahan Komnas Anak Awards 2018 kepada 10 orang pegiat dan peduli Perlindungan Anak dari berbagai kota di Indonesia dilakukan oleh Prof DR. Yahana Susana Yembise, Menteri Pemberdayaan Petempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia bersama Menteri Sosial yang diwakili Direktur Reabilitasi Sosial Nahar, SH, MSi dan didampingi Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait di Ruang Teater Gedung Perpustakaan Nasional di Jakarta, Minggu 18 November 2018.

Dihadapan ratusan aktivis perlindungan anak dan para pejabat pemerintah, para pejabat dilingkungan Pemda DKI, Wali Kota Jakarta Pusat, mahasiswa, media masa serta kalangan dunia usaha dan Polisi yang memadati Ruang Teater Perpustakaan Nasional Jakarta, Mama Yo sapaan akrab ibu Menteri asal Papua mengatakan, untuk memutus mata rantai kekerasan terhadap anak sangatlah strategis melibatkan peran serta masyarakat dari semua lapisan termasuk peran serta anak.

Oleh sebab itu sangatlah tepat jika hari ini Komnas Perlindungan Anak memilih dan menetapkan 10 orang dari berbagai latarbelakang, profesi dan dari berbagai tempat di Indonesia menerima Komnas Anak Awards untuk menjadi penggerak dalam gerakan nasional perlindungan anak di Indonesia. Oleh sebab itu, saya ucapkan selamat untuk penerima Komnas Anak Awards 2018.

“Setelah saya mendengar ke empat anak kita menyanyikan lagu-lagu yang bertemakan Anti Kekerasan, saya sebagai seorang ibu terinspirasi mengajak Komnas Perlindungan Anak untuk merekam dan memperbanyak lagu-lagu anak bertemakan anti kekerasan dan ujaran kebencian”, Kementerian PPPA siap membantu untuk merealisasikan. Mohon pak Arist segera menyusun konsepnya," demikian disampaikan Menteri PPA yang disambut gembira dan tepuk tangan audensi.

Sementara itu, Arist Merdeka Sirait Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak mengatakan penetapan 10 penerima awards 2018 dilakulan sangat selektif. Selain melakukan verifikasi juga dilakukan kunjungan lapangan untuk melihat sercara langsung kegiatan yang berhubungan dengan anak, kemudian membahasnya dalam sidang pleno panitia Seleksi. Ke 10 penerima Komnas Anak Awards 2018 ini diharapkan menjadi mitra kerja strategid Komnas Anak didaerah untuk mempromosikan, memenuhi, dan mensosialisasikan perlindungan anak.

Arist menambahkan, untuk memutus mata rantai kekerasan terhadap anak dilingkungan adalah tepat melibatkan partisipasi anak. Anak jangan hanya dilihat sebagai anak bermasalah semata tetapi marilah kita tempatkan anak sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari solusi. Inilah yang mendasari penilaian dan penetapan bagi penerima awards.

Diakhir kata sambutan, Arist memberikan pesan moral kepada semua audens yang hadir teristimewa kepada 10 orang penerima Komnas Anak Awards untuk senantiasa berpihak pada kepentingan terbaik anak.

Selain menganugerahkan Komnas Anak Awards 2018 kepada 10 orang, didalam internal Komnas Perlindungan Anak juga menganugerahkan Awards kepada 5 Lembaga Peindungan Anak (LPA) yakni LPA Kota Batu Malang, LPA Tulang Bawang Barat, LPA Kota Tomohon, LPA Deliserdang dan LPA Propinsi Banten.

Sementara itu 10 penerima Komnas Anak Awards 2018 dari berbagai latar belakang dan profesi 2 diantaranya adalah anak yakni Muhammad Gusti dari Lampung, Afrida Aviolita Melindasari dari Kota Batu dan seorang perempuan tangguh Hj..Masni BSA Kadis PPPA Propinsi Maluku Utara dan tiga Kapolres masing-masing Kapolres Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kapolres Konawe Selatan Sultra, dan Kapolres Tanah Datar Sumatera Barat. Demikian juga diberikan kepada Bupati Gianyar Bali, Walikota Jakarta Barat, Askrindo dan Perpustakaan Nasional.(thy)


Reporter: Fadli

BERITA TERKAIT