Home / Berita / Nasional

Demo Kopra Di Ternate, Mahasiswa Bakar Foto Presiden Jokowi

10 Desember 2018
Masa aksi dengan membakar ban bekas serta melakukan cakalele

TERNATE, OT  - Merasa dibohongi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) soal harga kopra, sejumlah elemen pergerakan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Perjuangan Rakyat (Kopra), Senin (10/12/2018) kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Ternate.

Selain berorasi, masa aksi membakar foto Presiden RI, Joko Widodo dan gambar Gubernur Maluku Utarq, Abdul Gani Kasuba. Masa aksi juga membakar ban bekas dan menampilkan atraksi tarian perang cakalele yang menyebabkan sejumlah masa aksi sempat kesurupan.

Dalam orasinya, masa aksi menuntut kejelasan sikap Pemprov dalam hal ini, Gubernur Malut atas komitmen dalam mengatasi anjoknya harga kopra di Malut.

Masa aksi menilai, upaya kerjasama antara Pemprov dengan salah satu investor di Jogja untuk mengatasi harga kopra tidak jelas. Selain itu, masa aksi juga mempertanyakan janji Pemprov untuk memberikan subsidi sebesar Rp 2 miliyar untuk anak petani juga tidak ada kejelasan, bahkan APBD 2019, subsidi tersebut tidak pernah dibicarakan.

Atas dasar tersebut, Kopra meminta kepastian atas tuntutan masa aksi sejak aksi pertama hingga saat ini, "Dan kami menuntut pemerintah agar segera menyelesaikan persoalan mengenai pemukulan yang di lakukan oleh Satpol PP dan sejumlah preman di depan Kantor Bupati Halut," teriak salah satu orator.

Tidak hanya itu, masa aksi yang tergabung dalam Kopra juga menyoal soal korban pemukulan dan penembakan Rian Molyono mahasiswa asal Halmahera Tengah yang ikut melakukan demonstrasi di depan kantor Kementrian Pertanian di Jakarta beberapa hari lalu.

"Aksi kami bukan main-main, jika hari ini kalian meminta kami untuk jadi bangkai, maka kami siap hari ini untuk menjadi bagkai," koar Ijul korlap umum Kopra Malut dalam orasinya.

Dia menyatakan, sudah cukup pemerintah memasukan sawit di Maluku Utara,, sebab dengan masuknya sawit di daerah ini, maka komoditi kopra akan semakin terpuruk dan Kopra Malut tidak mau hal itu terjadi.

Baginya, infrastruktur bukan prioritas, asalkan harga kopra naik. "Sebab kopra adalah identitas kita dan anjloknya harga kopra telah menyengsarakan orang tua kita di sana," teriak Ijul.

Selain menyoal dan meminta kejelasan kepada pemerinta daerah, Kopra Malut juga menuntut agar tidakan premanisme yang dialakukan kemarin di Halut harus diusut tuntas, sebab itu merupakan suatu kejahatan. 

Selain berorasi menuntut kepastian, masa aksi juga membakar poster presiden Joko Widodo beserta Jusuf Kala dan poster Gubernur Maluku Utara sebagai bentuk kekecewaan, sebab hingga saat ini, tak ada kejelasan soal kepastian harga kopra. (ian)


Reporter: Ryan

BERITA TERKAIT