Home / Berita / Nasional

Aksi Blokir Jalan Sofifi-Tobelo Masih Berlanjut

29 November 2018
Aksi blokir ruas jalan Tobelo-Sofifi di Kecamatan Kao Teluk

HALUT, OT - Gelombang aksi unjuk rasa menuntut pemerintah mengintervensi harga komoditi kopra terus berlangsung. Selain di Kota Ternate, aksi protes menuntut kenaikan harga kopra juga terjadi di Bacan, Tobelo, Sula, Gane Timur dan berbagai tempat lain di Provinsi Maluku Utara.

Di Kecamatan Kao Teluk, perbatasan Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) dan Halmahera Utara (Halut), ratusan petani kelapa dan mahasiswa, memblokade jalan poros Sofifi-Tobelo.

Aksi yang berlangsung sejak kemarin itu, terus berlanjut hingga hari ini, Kamis (29/11/2018).

Informasi yang dihimpun indotimur.com di lapangan menyebutkan, aksi palang jalan di Desa Tiowor Kecamatan Kao Teluk itu, mengakibatkan ratusan kendaraan tertahan, sebab ruas jalan satu-satunya yang menghubungkan ibukota Provinsi dengan Kabupaten Halut itu diblokir dengan cara membakar ban bekas dan meletakan batang dan buah kelapa bahkan ranting pohon di jalan raya.

Salah seorang saksi mata, Dado Mollekat menyebut, masa aksi hanya memberi ijin terhadap angkutan umum, sedangkan kendaraan dinas (plat merah) dan mobil tanki BBM, tidak diijinkan melewati jalur tersebut.

"Tadi malam, kendaraan angkutan umum diberi ijin lewat, tetapi mobil dinas dan mobil tanki BBM tidak diberikan ijin, hari ini, semua mobil baru diberi ijin untuk melewati jalur itu, setelah ada kesepakatan antara masa aksi dengan Pemkab Halut," kata Dado melalui pesan WhatsApp.

Dia mengatakan, tuntutan Koalisi Perjuangan Rakyat (Kopra) antara lain, segera naikan harga kopra menjadi Rp, 7000,- segera naikan harga komoditi petani (kopra, pala dan cengkeh), segera terbitkan Pergub dan Perda tentang kopra, Pemprov harus menertibkan tata niaga kopra, pala dan cengkeh, stop alih fungsi kebun kelapa menjadi kelapa sawit serta bangun Perusda khusus komoditi.

"Jika tuntutan ini tidak diakomodir pemerintah hingga hari Senin mendatang, maka aksi boikot ini akan kembali dilakukan," tambah Dado.

Dia mengaku, baru memasuki hari kedua aksi unjuk rasa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halut melalui asisten II, menemui masa aksi untuk melakukan negoisasi atas tuntutan petani dan mahasiswa.

"Aksi pemblokiran jalan sudah berakhir setelah asisten II Pemkab Halut datang dan melakukan negoisasi. Pemkab Halut berjanji akan menindaklanjuti tuntutan petani dan mahasiswa," tulis Dado melalui aplikasi peepesanan.

Hingga berita ini dipublish, aksi pemblokiran jalan poros Sofifi-Tobelo berangsur-angsur mulai normal. Meski demikian, sejumlah petani kelapa dan mahasiswa secara bergantian melakukan orasi dengan satu tuntutan, pemerintah segera merealisasi tuntutan masa aksi. (thy)


Reporter: Fadli

BERITA TERKAIT