Home / Indomalut / Halsel

Srikandi Sibela Apresiasi Pemda Halsel Berantas Prostitusi

10 Oktober 2018
Rusna Achmad

HALSEL OT - Langkah Pemkab Halsel untuk memberantas prostituis di Halsel memdapat apresiasi dari LSM Srikandi Sibela Halmahera Selatan (Halsel).

Direktur LSM Srikandi Sibela Rusna Achmad mengatakan, sikap Wakil Bupati merupakan salah satu langkah positif yang harus diapresiasi oleh semua pihak.

Menurutnya, bicara soal penyakit masyarakat ini sudah lama tumbuh dan berkembang di Halsel.

Dijelaskan, sesuai info yang didapat, ada pemilik tempat karaoke yang sengaja mendatangkan wanita penghibur dari luar dan salah satu kepala desa dalam kota di Bacan memberikan keterangan domisili yang menyatakan yang bersangkutan adalah penduduk desanya.

"Ini berarti pemilik tempat karaoke dan pemerintah desa tersebut sengaja mendatangkan obyeknya (wanita penghibur-red),"tandasnya.. 

Lebih parah lagi, lanjut Rusna, sebagian besar pengguna jasa tersebut adalah mereka yang berstatus ASN.

Olehnya itu, kata dia, agar upaya mengatasinya perlu adanya penyatuan persepsi antara pemilik kafe atau tempat karaoke, penginapan, hotel ataupun kos2an, tokoh masyarakat, tokoh Agama, pihak kesultanan, keamanan, pemerintah daerah, stakhorlder juga DPRD.

Dia menambahkan, protitusi yang terlihat namun ada juga yang terselubung, ada transaksi tawar menawar di seputaran swering dari wilayah Labuha hingga jembatan kuning, yang obyeknya adalah anak-anak SMP dan SMA di Halsel, sementara pengguna jasanya beragam.

"Yang prakteknya sejauh ini kami belum tahu persis di mana, ini juga perlu diatasi, msrri kita duduk bersama," ajak Rusna.

Selain razia tempat prostituis, Rusna berharap Pemda dalam hal ini Dinas Sosial, Kesehatan, BUP juga Dinas Pendidikan harus sinkronisasi program untuk bisa melahirkan program pengalihan profesi.

"PSK adalah profesi yang mana di sana terjadi transaksi upah dan tip," tukas Rusna.

Diharapkan, Pemda melalui Dinsos bisa membuat program untuk mereka-merek yang berprofesi itu dan jika  pendatang dapat dipulangkan namun tetapi bagaimana kalau yang anak negeri saruma? Hanya dikembalikan ke rumahnya atau ke orang tuanya saja? 

Harus ada upaya konkrit dalam bentuk pembinaan karakter serta penciptaan lapangan kerja yg bersifat mandiri...

Dalam hal ini, jangan kita lihat perempuan sebagai obyeknya saja yang ditindak dalam bentuk sanksi sosial, tetapi lelaki hidung belang sebagai pengguna juga harus diberikan sanksi.(red)


Reporter: Redaksi

BERITA TERKAIT