Home / Berita / Politik

Abdurahman Lahabato: Saatnya Maluku Utara Nomor Satu

22 September 2018
Abdurahman Lahabato

 

TERNATE,OT - Pengalaman dua periode sebagai anggota DPD RI tidak menghentikan langkah Abdurahman Lahabato untuk terus mengabdi pada masyarakat Maluku Utara (Malut).

Abdurahman menyadari, dengan keterbatasan kewenangan di DPD RI yang diantaranya hanya  mengusulkan Rancangan Undang-Undang (RUU) terasa tidak terlalu maksimal untuk mengkongritkan aspirasi masyarakat menjadi kebijakan yang harus diimplementasikan. 

"Berdasarkan pada pengalaman tersebut, saya memutuskan untuk 'pindah kamar' agar dapat memaksimalkan perjuangan rakyat. Keputusan bergabung dengan PKB sebagai Caleg DPR RI dapil Maluku Utara adalah sebuah keniscayaan bahwa di partai inilah saya akan berhikmat/berbakti untuk bangsa dan negara," ujar Lahabato.

Menurutnya, kebangkitan adalah keniscayaan merupakan filosofi yang menjadi dasar dirinya untuk memastikan posisi politik melalui partai tentunya untuk masyarakat Maluku Utara yang ia cintai.

"Para pendukung setia yang telah memilih saya selama dua periode sebagai anggota DPD RI, tentunya berharap saya harus berbuat lebih, maka jalan inilah yang akan saya tempuh," ucapnya.

Selama menjadi anggota DPD RI, lanjut Lahabato, telah banyak memberikan pengalaman berharga, semisal pembahasan undang undang Desa yang turut berkontribusi terhadap pembentukan undang-udang tersebut dengan terus menggali aspirasi dari daerah dan Dengan Undang-Undang itu pemerintah Jokowi-JK berkomitmen untuk terus mengimplementasikan dengan baik. Dana desa dan Pembangunan di Desa saat ini progresnya sangat baik. Selain itu, juga terus mendorong meningkatnya transfer dana ke daeran termasuk ke Maluku Utara melau Undang-Undang APBN.

Disadari memang saat ini anggota DPR RI Malut bekerja sudah Sesuai dengan mekanisme formal di DPR, tapi bagi dirinya itu saja tidak cukup, karena Anggota DPR RI dari setiap fraksi pasti mendistribusi anggota di 11 Komisi dari masing-masing daerah pemilihan, sementara Maluku Utara hanya memiliki 3 kursi, sehingga dipastikan devisit 8 komisi. 

"Ke depan kita harus menciptakan terobosan jangan hanya berpuas diri dengar mekanisme formal dan  tanpa praktek kemudian selalu melihat persoalan masyarakat dari menara gading. Kita butuh kerja kreatif dan hasilnya nyata," katanya.

"Potensi Masyarakat Maluku Utara sejatinya sangat banyak dan strategis, kalau kita mau jujur dan membuka diri tidak 'ego' seolah-olah kita yg paling tahu semuanya. Misalnya sejauh ini saya selalu membangun komunikasi dengan tokoh tokoh Malut yang saat ini terdistribusi di berbagai kementerian dan lembaga dengan posisi strategis," jelasnya.

Nantinya, kata Lahabato, dirinya akan berkolaborasi untuk berbagai peran guna memperjuangan kepentingan pembangunan Maluku Utara di kementerian dan lembaga.

Kami konsepkan Rumah Singgah Pergerakan Maluku Utara dimana akan menjadi ruang transit perencanaan pembangunan Provinsi Maluku Utara, membantu memfasilitasi proses proses teknis relasi daerah dengan pusat.

 

Relasi yg telah Kami bangun selama menjadi anggota DPD RI akan dimaksimalkan para expert di bidang perencanaan, akademisi, perguruan tinggi dan lembaga lembaga independen lain yang fokus di Maluku Utara. "Kami akan terus menggali potensi potensi kreatifitas masyarakat Maluku Utara baik di Desa maupun Kota, untuk didorong menjadi kekuatan pemantik kebangkitan ekonomi di Maluku Utara," ujar dia.

Lebih jauh, kata Lahabato, ke depan DPR RI Dapil Malut harus menjadi "jembatan emas" pelaku bisnis kreatif di Maluku Utara untuk berkreasi di tingkat nasional maupun international, karena saat ini dunia mengarah pada "digitalisasi" dan berbagai penemuan revolusioner pada industri transportasi dengan memanfaatkan sumber daya alam dan Maluku Utara punya potensi itu.  "Basisnya jelas, sumber daya manusia kita tingkatkan, asah terus kreatifitas dan olah sumber daya yg kita miliki," katanya.

"DPR RI Dapil Maluku Utara harus menjadi Garda terdepan untuk memperjuangkan kepentingan Masyarakat Maluku Utara. Buang "ego", harus mau berbareng bergerak bersama rakyat harus legowo berkolaborasi dengan Guburnur dan Para Bupati/walikota, kadis-kadis terkait, aktivis dan tokoh Malut untuk bahu membahu perjuangkan pembangunan Maluku Utara di Pusat," tutur mantan wartawan ini.

Kendati Dengan kesibukan yang luar biasa sebagai anggota DPD RI, tidak serta merta menjadikan dirinta lupa akar sejarah hidupnya bahwa  ia adalah seorang wartawan, dan dengan profesi itu mendapat "tindakan kekerasan" saat melaksanakan tugas jurnalistk sampai cedera di kaki kanan.

"Untuk itu, hormat Saya terhadap kawan-kawan sejawat jurnalis. Sebagai bagian yang sulit terpisahkan dengan kiprah Saya, tentu media massa tetap menjadi mitra strategis Saya jika diamanahkan pindah kamar dari DPD ke DPR RI dapil Maluku Utara. Saya percaya, dengan kemitraan parlemen dan media, pasti informasi hoax yang kerap dijadikan "pisau" pembunuh karakter sesama, akan tertepis dengan pemberitaan media yang menjunjung etika jurnalistik," tutupnya.(red)


Reporter: Fauzan Azzam

BERITA TERKAIT